Selasa, 14 Mei 2013

RIRIN TRIYANI


Hei, Ririn, ketika membuka blog post yang satu ini, mungkin ririn akan bertanya ada angin ribut apa si Feby nulis yang beginian. Hahaa, ini semua terinspirasi dari chit-chat kita semalaman.Sudah lama ya yin, kita gak ngobrol sepanjang dan sedalam itu.Jangan-jangan kalau diukur jaraknya, kita ini udah sampai ke Alaska.

RirinTriyani, seorang sahabat yang pertama kali aku kenal di depan ruang tutorial ABCD, FK Unand, yap tempat kami sama-sama sekolah. Anak yang misterius *tsaah*.Aku lagi apa ya waktu itu, lagi main deng, main voli-volian (main voli dengan cara yang tidak benar!) bareng teman2 seangkatan kita.

Jadi ya si Ririn Triyani ini, orang main, dia malah baca-baca buku di bawah pohon. Tau buku apa? Buku tentang JEPANG.Gara-gara saya ini sempat beberapa waktu sebelum masuk FK, dengan “hara-kiri-nya” pernah mendaftar dan ikut seleksi beasiswa ke Jepang (ambil kedokteran dan kedokteran gigi pulak), maka saya kegatalan menghampiri teman yang satu ini.Saya tau ini orang satu angkatan dengan saya, 2006, tapi saya  gak tau namanya.Ya, bukunya itu yang jadi magnet.

“Wuaaah, buku Jepang. Suka Jepang juga ya? Mm..errr..” (gak tau au nyapa dengan nama apa)
“Rin, aku duluan ya” kata Arin. Prima Anggraeni Arin. 
Oh, namanya Ririn. Baiklah.
“Ririn suka Jepang ya.Samaaaaa” 
Dasar saya ya emang begitu mah, langsung sok2 meramaikan suasana.
Dan hari itu juga, aku dan Ririn pun sesama penyuka negara Jepang.

Time flies…

Juga sebagai sesama CIMSA, maka saya dan Ririn selalu bekerjasama di CIMSA. Eh tapi kerjasama kami ini bukan kerjasama biasa. Lebih ke arah conspiracy *yaelah*, atau sejenis duo komplotan, apapun lah namanya. Diawali dengan karir naik jadi LEB yang terlalu dini, kitalah orang yang selalu malas rapat. Rapatnya didatangi juga, tapi sama2 ingin cepat cabut dari rapat-rapat panjang itu, gakhobi. Tapi kalau udah ada aksinya, kita berdualah yang akan turun duluan. Hihi. Sampai sebel presiden kita waktu itu ya, abisnya, tiap rapat, tiap menguap. Yang ekstrim,  kitabenar-benar memaksa presiden kita waktu itu untuk menuntaskan hobinya yang senang rapat berpanjang-panjang ria itu. Lalu selesai  ._.
 
Yang jelas, saat-saat di CIMSA adalah saat paling menyenangkan buat kita ya Rin.

Itu soal keorganisasian.
Persahabatan saya dan Ririn, bukan persahabatan yang sampai di situ saja. Ririn hafal betul kebiasaan menulis saya, sampai dia benar-benar tau ini tulisaan tangan saya atau bukan. Dia bahkan sudah bisa menebak apa tanggapan saya kalau saya dimintai pendapat oleh orang lain, tanpa saya harus curhat panjang lebar ke dia. Ririn paling bisa menutup kekurangan saya. Ririn jugalah teman yang tidak akan menyebut-nyebut sesuatu yang sebenarnya telah dia raih, tapi waktu itu saya belum, karena dia tidak ingin katanya membuat saya kecil hati. Ririn bilang yang dia dapat itu juga pasti aku dapatkan, masalah waktu saja.Haha, yin..yiiin..waktu itu aku sangat oke-oke ajalah. Yang spesialnya, Ririn selalu mencoret coret bagian belakang buku catatanku, catatan kuliah pula. Isinya macam-macam.Tentang saya, tentang 17 tahun lagi saya mungkin akan sama siapa, punya anak berapa, dan punya karir seperti apa. Terus, di bawahnya, selalu ada ucapan “Semangat ya Feby!! Ganbarrimasyou!!”

Ini salah satu tulisan Ririn



Padang, 13 Agustus 2008.
(tulisan hiragana) Bonjour Feby! (Di sisi kiri ada tulisan kanji warna merah)
Kenapa Feby memintaku menulis di buku ini? Padahal aku kan pengen belajar, ngedengerin mama Bayu! But it's okay.. I'm a good friend! I'll do whatever for my buddy..he3. Ayo bicara tentang cita2 di masa depan. Ketika nanti aku sudah skul di Japan, jgn lupa kabar2i ya! KEEP IN TOUCH.. Kan Duri-Japan..Jauuuh! Ud gitu Feby dan Kura2 sibuk ngurus anak. (Jgnla banyak2, udah 5 kan? udahla..ud byk tuw)
Pesen aku..
Tetaplah jadi orang sanguinis..
Karena orang sanguinis masih tetap bisa tersenyum meskipun dunia kejam padanya..he3 (^_^)b. Ciyaoo!!


Dia mendoakan aku punya 5 anak cuy :))



Prinsip Orang Sanguin, dia akan tetap tertawa walaupun dunia sedang kejam padanya. Bukan begitu Ririn Triyani? Jadi pernahlah suatu hari, saya dan Ririn mencoba menganalisis diri sendiri, kami ini masuk yang mana. Koleris, Plegmatis, Melankolis, atau Sanguin. Sampai kami searched tentang masing-masing karakter dan membuat check list. Akhirnya jatuhlah kami pada Sanguin. Yak, We are Sanguinist! Tapi Ririn sempat menambahkan kalau saya itu malahSanguin-Koleris. Lah, jadi 2 kepribadiannya. Haha, tetap, kami Sanguin. 

Sanguin selalu punya cara untuk menghibur dirinya. Malah saya dan Ririn cenderung autism, kara orang, termasuk Presiden kami pun bilang begitu. HEY, autism bukan jadi jokes ya! Besoknya gak ada lagi yang bilang kami seperti itu.Haha. EH mungkin sebutan itu muncul karena kami memang suka bikin dunia sendiri. Kami tidak suka terlibat debat urat syaraf yang begitu tegang. Kami suka mendengar lagu-lagu yang jarang didengar orang. Saya dan Ririn suka nge-bolang (nge-BocahPetualang). Saya dan Ririn juga suka memotret, biar kata gak punya kamera canggih.Cita-cita kami salah satunya yang mudah saja, ingin beli kamera DSLR yang keren abis! Nanti kami beli kalau kami udah internship (gak tau gaji dokter internship di bawah UMR).Belakangan baru sadar, nanti deh beli kameranya.Sementara kita pakai dulu kamera HP S*ny Errics*n kita yang mantap itu ya Yin, tergantung mata yang mengambil momen.



Langit berpelangi di belakang lab anatomi. Ini kita lagi gladi resik Human Red Ribbon, STHYC

Hei Ririn, walaupun saat ini sedang tidak ada momen apapun, bahkan memang angin ribut pun tidak ada, kalau teringat sesuatu tentang aku, buka saja blog post ini, Eaaa, sekalian promo ^^, Bukan..bukan.. bukan itu maksudnya.

Tulisan ini memang ditujukan untuk sahabat sayadr. RirinTriyani. Tidak cukup kata terima kasih untuk banyak hal, terima kasih untuk segala kasih, banyak peristiwa yang selalu terekam baik di ingatan. Ririn hebat, sudah menjadi sahabat yang sangat baik untuk aku! Akunya yang payah, belum tau harus balas baik dengan cara yang bagaimana. 

Tetap menjadi kuat ya Rin, di manapun, dalam peristiwa apapun.Pembicaraan terakhir kita malam itu ditutup dengan, “urusan semut yang imut aja diberesin Allah, urusan kita yang besar juga akan ditolong Allah. Yakinlah"

-          Aku pun sedang berusaha untuk bisa setegar itu - ^^v HidupSanguin!!