Langkah, pertemuan, rezeki, maut, sudah ada ketetapannya.
Teman-teman saya percaya, saya juga percaya. Percaya pada takdir yang sudah ditetapkan Allah.
Termasuk tentang 'pertemuan'.
Tapi memang dasar si Feby yang masih penasaran, poin pertemuan ini yang akan saya bahas. Kita persempit lagi pertemuan yang dimaksud adalah mengenai jodoh.
Mengapa saya penasaran dengan topik mengenai jodoh? Karena menurut saya kausalnya ,masih absurd. Untuk teman-teman yang sudah menikah, kebanyakan dari mereka tertawa dengan celetukan saya kalau sudah bilang "soal jodoh, itu mah masih absurd". Jadi minder ._.
Untuk langkah, rezeki, maut, saya masih mengerti. Seseorang bisa sampai melangkah ke tempat baik, rezeki banyak dan berkah, atau menghadapi maut dengan khusnul khatimah, penyebabnya adalah karena orang tersebut memang telah banyak berbuat baik.
Bagaimana soal pertemuan dengan jodoh. Mudah memang jawabannya, orang baik akan bertemu orang baik. Perempuan baik akan berjodoh dengan laki-laki baik. Selesai.
Beberapa waktu terakhir ada 2 orang sahabat terdekat saya bombardir dengan pertanyaan mengenai jodoh. Untung mereka sabar, hehee. Ngaku deh, iya, saya galau sendiri. Permasalahan utamanya lebih ke penasaran, kenapa tidak ada yang kunjung datang setidaknya memberi tanda bahwa dia jodoh saya. WkwkwkparahluFeb.
:)
Saya gak pacaran.
Benar memang, kadang diserang tanya. Apa karena sikap saya yang gak ingin pacaran membuat banyak yang menjauhi saya, jadinya jodoh ya byebye aja gitu. Tapi saya segerakan istighfar, hey Feby kembalikan lagi sebenarnya apa niat awalnya mengambil sikap seperti itu.
Pernah juga termakan obrolan orang. Bahwa arogan, suka milih, tidak bisa diatur, hal-hal seperti itu yang akan menjauhkan kesempatan bertemu jodoh. Saya pernah kena obrolan itu, huhu...tertohok (T_T)
Itulah mengapa 2 orang ini (nih ada fotonya) saya adukan persoalan pelik ini. Yeaaah, pelik.
1. Etha Martila
2. Yurnisa Fauziah
Entah berapa panjang pesan Whatsapp masuk dari 2 sahabat ini, sampai saya tidak terpuruk lagi. Mungkin karena masih segar di ingatan saya, bahkan Etha, tepat seminggu sebelum blog post ini diturunkan, Etha Martila Rahimallah masih terus membesarkan hati saya.
Sepanjang itu percakapan, rangkumannya:
Saya sebutkan, "kayanya no one ever love me kali ya. Saya secara fisik, tidak pandai dandan, pakaian saya biasa saja. Ingin tampil menarik juga sesekali."
Lalu disentil.
Bahwa pertemuan dengan jodoh itu bukan cuma soal cerita lamanya kisah pacaran. Bukan cuma tentang ketertarikan fisik. Bahkan secara khusus Etha bilang untuk saya kemungkinan gak akan melalui proses pacaran, tapi langsung ke lamaran. Wohoo. Ah Etha :'). Oiya, udah janji, tidak akan cengeng tiap mengingat Etha.
Perempuan baik untuk laki-laki baik, dan sebaliknya, itu sudah jelas ketetapannya. Allah yang menjamin langsung.
Sementara itu Yuyuk terus 'menggaplok' aku dengan terus menyuruh aku berusaha.
Untuk poin berusaha ini, saya konsul balik ke Etha. Iya, Feby, berusaha. Tapi posisi berusaha sebagai perempuan baiknya bukanlah agresif di muka laki-laki. Agresiflah dalam doa. Bersabar dan besyukur jangan lupa tiap harinya. Kenapa? Jangan gara2 hanya soal belum bertemu jodoh, sabar dan syukur untuk karunia yang lain pun terlupakan.
Allah Maha Mendengar semua doa.
Dan yang semakin menghangatkan hati adalah, bahwa doa tertinggi tentang pertemuan dengan jodoh yaitu doa memohon untuk jodoh dunia akhirat, meminta dijatuhcintakan pada ia yang hatinya terpaut erat pada Allah saja, ia yang bersedia mau mengajak saya sama2 sampai ke surga.
Tidak sekarang. Karena, jelas sudah mintanya orang yang taat pada Allah. Maka saya yang harus lebih dulu ikhlas menyerahkan hati saya hanya pada Allah.
Mudah-mudah aja ceritanya, kan?:).
Aamiin Allahumma Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar