Senin, 11 Februari 2013

Menjadi Observer


Memang besar efek jatuh cinta itu, yah.
Aku punya seorang sahabat. Kuliah di tempat yang sama. Sekarang sedang internship di tempat yang sama. Menurut penglihatanku, sahabatku ini, perempuan yang sangat gigih. Keras dalam pendiriannya, tapi juga sangat rapuh dan kadang ababil J)
Sahabtku ini sudah dekat dengan seorang cowo dan sekarang beda Negara. Sudah 3 tahun ini. Tidak jarang ia galau, hanya karena misalnya : tiba-tiba tidak ditelpon atau sekedar bertanya kabar. Pasang surut hubungan jarak jauh telah dialaminya. Hebat, kan, 3 tahun, bisa bertahan sejauh itu.

Sekarang sahabatku sangat senang suasana hatinya. Cowo itu berencana datang ke Indonesia. Sekalian pulang ke kampung halamannya di Sumatra Barat. Dan seperti dugaan, mereka berdua memang tidak main-main menjalaninya. Ah, indah sekali ya, keduanya memang saling suka dan berencana ke yang semestinya untuk usia kami yang beranjak dewasa.

Saking gembiranya, sahabatku yang biasanya galau ini, mendadak ada perubahan sikap. Yang tadinya malas-malasan, tiba-tiba rajin. Menjadi sangat ringan tangan (biasanya juga tetap baik kok J ), jadi lebih perhatian. Haha..ke aku saja sampai detail-detailnya aku dia perhatikan. Kisah cintaku yang aneh dia ungkit lagi, dia minta aku bicara, sekedar curhat pun dia bersedia *ah sudahlah* Malah aku yang jadi bingung, ini kenaapaa lagi satu orang..perhatiannya sangat tingkat tinggi.

Sahabatku ini semakin rajin membenahi dirinya, berdandan dengan cantik, wanita banget deh pokoknya. Oiya, memasak..wow, temanku rajin memasak. Salah-salah bisa semua bumbu dapur habis dimasak. Dia tidak pernah lagi mendadak galau di malam hari.

Jadi begitu ya..

Benarkah aku (akan) mengalami hal yang begitu juga.

Ya Tuhan,kalau sudah begini, perut ku mendadak seperti ada kupu-kupu. Geli tapi kadang takut berubah menjadi nyeri (lagi).